Loading...

Sunday, July 24

HASIL ORIENTASI WILAYAH DAN TATA PEMERINTAHAN DESA

2.1 Aspek Orientasi Wilayah
Desa Padaherang terletak di sebelah Timur Kabupaten Ciamis, dengan luas wilayah ± 648.425 Ha yang terdiri dari:
• Lahan pekarangan 112 Ha
• Tanah tanah sawah 163 Ha
• Tanah pengangonan 132 Ha
• Tanah hibah 1,5 Ha
• Tanah kuburan 10 Ha
• Hutan Rakyat 135 Ha
• Lainnya 29 Ha

Secara administratif, Desa Padaherang adalah sebagai berikut:
• Dari sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kedungwuluh
• Dari sebelah Timur berbatasan dengan Desa Karangpawitan
• Dari sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Karangsari
• Dari sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kedungwuluh


Secara geografis, Desa Padaherang termasuk daerah memiliki ketinggian ± 13 m diatas permukaan laut, dengan curah hujan cukup.
• Jarak ke Kantor Kecamatan ± 1 Km
• Jarak ke Kantor Kabupaten ± 60 Km
• Jarak ke Kantor Provinsi ± 240 Km

Dengan 8 Rukun Warga (RW) dan 38 Rukun Tetangga (RT). Desa Padaherang dibagi ke dalam dua dusun yaitu Dusun Padaherang (RW 1, RW 2 ), Dusun Sindangherang (RW 3, RW 4), Dusun Burujul (RW 5, RW 6), dan ), Dusun Sukarenah (RW 7, RW 8). Dengan jumlah penduduk sebanyak 5389 jiwa (Sensus penduduk pada Akhir 2010).


2.2 Aspek Tata Pemerintahan
Di Desa Padaherang terdapat dua lembaga utama yaitu lembaga pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan. Lembaga pemerintahan terdiri dari pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Sedangkan lembaga kemasyarakatan diwakili oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Desa (LPMD), PKK, Dusun, Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga, Karang Taruna, Kelompok Tani, dan PTL pemerintahan.

a. Pemerintah Desa Padaherang
• Sejarah Pemerintahan Desa Padaherang
Desa padaherang telah berdiri ± pada tahun 1918 dengan pusat pemerintahannya terletak di kampung sukarenah yang pada saat ini menjadi Gedung Olahraga Pemerintah Desa Padaherang, pada waktu itu di pimpin oleh seorang kepala desa yang bernama Rd.H. Atma Kusumah yang wafat pada tahun 1918 dan di makamkan di kampung Sukarenah blok Burujul yang sekarang menjadi Dusun Burujul.
Kepala Desa yang kedua bernama Rd.H.Adhuri memimpin desa ±25 tahun, dari tahun 1918 sampai dengan 1934. Wafat tahun 1945 dan di makamkan di kampung Sukarenah blok Burujul yang sekarang menjadi Dusun Burujul.
Kepala desa padaherang yang ketiga bernama Suramihardja dan kepala kampung Sukarenah pada waktu itu bernama Wangsapreja. Kedua pemimpin ini yang telah membuat lapangan olahraga bersama masyarakat Desa Padaherang, dan lapangannya di beri nama lapang Surawangsa. Nama lapangan tersebut diambil dari nama kedua tokoh yang memimpin pada saat itu.
Kepala Desa Padaherang yang keempat bernama Opo Kartamihardja, merupakan putra dari kepala desa yang ketiga, dan memimpin Desa Padaherang ± sampai dengan tahun 1965.
Kepala Desa Padaherang yang kelima bernama Peltu Priatna asal Ciamis Kalapa Jajar, memimpin Desa Padaherang dari tahun 1966-1974.
Kepala Desa yang keenam bernama sobur memimpin Desa Padaherang dari tahun 1974-1979.
Pada tahun 1979, Desa Padaherang di mekarkan menjadi 3 desa, yaitu:
1. Desa Karangpawitan
2. Desa Karangsari
3. Desa Padaherang.
Desa Padaherang merupakan desa induk dan yang menjadi kepala desanya adalah H.Engkus Kusnadi SH, yang sekarang menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.
Kepala Desa Padaherang yang kedelapan adalah H.Adeh Kostaman yang menjabat dari tahun 1982-1990.Kepala desa ini yang telah membangun gedung olahraga dan pembangunan jalan desa dengan adanya jalan desa yang mulai di aspal.
Kepala Desa Padaherang yang kesembilan adalah Katwa Sutarman dari tahun 1990-1993.
Kepala Desa kesepuluh adalah Aswan Suryadinata dari tahun 1994-2002. Wafat pada tahun 2007 dan dimakamkan di Pengasinan, Ciputri.
Kepala Desa yang kesebelas adalah Maman Abdurahman. Kepala Desa ini tidak lama karena sakit, sehingga tidak bisa menjalankan tugas kemudian jabatannya digantikan oleh Duddy Dharmawan sampai dengan akhir Desember 2007, dan dianggap sebagai Kepala Desa keduabelas.
Kepala Desa yang ketigabelas adalah Suryati (kepala desa sekarang) yang merupakan perempuan pertama yang menjadi kepala desa di Desa Padaherang dan seorang perempuan asli keturunan Padaherang. Masa bakti 2007-2013, SK Bupati No.141/Kpts 748-Huk/2007.


Table 1 : Daftar Kepala Desa Padaherang
NO NAMA-NAMA KEPALA DESA PADAHERANG MASA JABATAN
1 Rd. H. Atma Kusumah ±1918
2 Rd. H. Adhuri 1918-1934
3 Suramihardja 1934-1954
4 Opo Kartamihardja 1954-1965
5 Peltu Priatna (asal Ciamis) 1966-1974
6 Sobur 1974-1979
7 H. Engkus Kusnadi, SH 1979-1982
8 H. Adeh Kostaman 1982-1990
9 Katwa Sutarman 1990-1993
10 Aswan Suryadinata 1994-2002
11 Maman Abdurahman 2002
12 Duddy Darmawan 2002-2007
13 Suryati 2007-2013

• Tata Pemerintahan Desa
Saat ini pemerintahan Desa Padaherang dipimpin oleh seorang kepala Desa yang dipilih langsung oleh masyarakat, yakni Ibu Suryati. Saat ini beliau tengah menjalani tahun keempat dari masa jabatannya yang dimulai dari tahun 2007-2013.
Adapun visi Desa Padaherang pada masa pemerintahan ini yaitu “Desa Padaherang Ningkat Dangiang”.
Dengan misi sebagai berikut:
1. Menciptakan sumber daya aparatur Desa Padaherang
2. Menciptakan masyarakat yang dinamis dan agamis
3. Meningkatkan pemberdayaan peranan kaum perempuan dan pemuda
4. Menggali potensi desa
5. Membangun manusia seutuhnya

Dalam kepengurusan pemerintah Desa Padaherang, beliau dibantu oleh tujuh orang aparat Desa lainnya dengan struktur organisasi kepengurusan sebagai berikut :

Kepala Desa : Suryati
Sekretaris Desa : Elan Hadi
Kepala urusan Umum : M.Imron
Kepala urusan Kesra : Eso Setiyadi
Kepala urusan Ekbang : Maman
Kepala Dusun Padaherang : Koliaman
Kepala Dusun Sindangherang : Tatang Hatori
Kepala Dusun Burujul : Saparudin
Kepala Dusun Sukarenah : Endang


b. Badan Permusyawaratan Desa Padaherang
LPM (Lembaga Pemberdayaan Desa) adalah suatu lembaga yang mengelola mengenai program – program yang akan dilaksanakan di desa yang bertujuan untuk memajukan desa tersebut melalui program – program yang di rancang. LPM disini termasuk kedalam struktur kelembagaan desa. Pemilihan anggota di LPM ini dipilih dari masyarakat sekitar.
LPM di desa Padaherang ini membawahi beberapa Karang Taruna, PKK, Kesra dan lain – lain. Ketua dari LPM ini adalah Bpk Tatang Suryana. Sebelum LPM ini terbentuk sempat ada suatu lembaga yaitu LKMD (Lembaga Kegiatan Masyarakat Desa).


c. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
LPM (Lembaga Pemberdayaan Desa) adalah suatu lembaga yang mengelola mengenai program – program yang akan dilaksanakan di desa yang bertujuan untuk memajukan desa tersebut melalui program – program yang di rancang. LPM disini termasuk kedalam struktur kelembagaan desa. Pemilihan anggota di LPM ini dipilih dari masyarakat sekitar.
LPM di desa Padaherang ini membawahi beberapa Karang Taruna, PKK, Kesra dan lain – lain. Ketua dari LPM ini adalah Bpk Tatang Suryana. Sebelum LPM ini terbentuk sempat ada suatu lembaga yaitu LKMD (Lembaga Kegiatan Masyarakat Desa).


d. Lembaga Politik Atau Partai
Terdapat sebelas partai politik yang memiliki simpatisan di Desa Padaherang, yakni : partai Golkar, PDIP, PPP, Partai Demokrat, PAN, PKS, PBB, PKB, Partai Gerindra, Hanura, dan PDI

Tabel 2 Kelembagaan dan Organisasi
No Jenis Organisasi atau kelembagaan Jumlah Lokasi
1 BPD 11 Desa
2 LPM 9 Desa
3 MUD 1 Desa
4 PKK dan Kader PKK 35 Desa / RW
5 Linmas 25 Desa
6 Karang Taruna 29 Desa / RW
7 Pos Yandu 8 Desa + RW
8 Koperasi 1 Desa
9 Kelompok Tani 7 6 Lokasi
10 Gapoktan 1 Desa
11 DKM 21 Tersebar
12 Yayasan 1 Tersebar
13 Organisasi Olahraga 2 Tersebar
14 Rukun Warga 8 Tersebar
15 Rukun Tetangga 38 Tersebar
16 Partai Politik 5 Tersebar
17 Kelompok Arisan 7 Tersebar
18 Kelompok Senam 1 1 Lokasi
19 Lainnya 3 Tersebar



Tabel 3. Kelembagaan Pemerintahan Desa Padaherang
Dasar hukum pembentukan Pemerintah Desa/ Kelurahan Ada
Dasar hukum pembentukan BPD Ada
Jumlah aparat pemerintahan Desa/ kelurahan 11
Jumlah perangkat Desa/ kelurahan -
Kepala Desa/ lurah Ada
Sekertaris Desa/ kelurahan Ada
Kepala urusan pemerintahan Ada- aktif
Kepala urusan pembangunan Ada- aktif
Kepala urusan pemberdayaan masyarakat -
Kepala urusan kesejahteraan masyarakat Ada
Kepala urusan umum Ada
Kepala urusan keuangan Ada- aktif
Jumlah dusun di Desa/ lingkungan di kelurahan/ sebutan lain 4
Kepala dusun Padaherang Ada
Kepala dusun Sukarenah Ada
Kepala dusun Burujul Ada
Kepala dusun Sindangherang Ada
Tingkat pendidikan aparat Desa/ kelurahan SLTA dan SLTP
Kepala Desa/ lurah SLTA
Sekertaris Desa/ lurah SLTA
Kepala urusan pemerintahan SLTA
Kepala urusan pembangunan SLTP
Kepala urusan pemberdayaan masyarakat -
Kepala urusan kesejahteraan rakyat -
Kepala urusan umum SLTA
Kepala urusan keuangan SLTA
Kepala Dusun Padaherang SLTP
Kepala Dusun Sindangherang SLTA
Kepala Dusun Burujul SLTP
Kepala Dusun Sukarenah SLTP
Keberadaan BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Ada
Jumlah anggota BPD 11



2.3 Aspek Geologi dan Geografi
Desa Padaherang terletak di ketinggian ± 13 m di atas permukaan laut. Keadaan tanah di Desa Padaherang cukup subur karena jenis tanah di Desa ini umumnya tanah hitam dan merah dan curah hujan yang cukup. Pengunaan lahan di Desa Padaherang umumnya digunakan untuk persawahan, pemukiman, perkebunan, kuburan, yaitu seluas :
• Tanah Persawahan 213.845 Ha
• Tanah Pemukiman, kuburan, kebun DLL 434.576 Ha

Secara administrative, Desa Padaherang adalah sebagai berikut :
• Dari sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kedungwuluh
• Dari sebelah Timur berbatasan dengan Desa Karangpawitan
• Dari sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Karangsari
• Dari sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kedungwuluh

Akses jalan di Desa Padaherang pada jalan utama sudah menggunakan aspal tetapi jalan masuk ke perkampungan masih berbatu dan terdapat banyak jalan setapak. Kondisi jalan dapat dilewati kendaraan roda 4, namun ada beberapa jalan yang tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda 4. Jarak dari Desa ke kantor kecamatan berjarak ± 1 Km, Jarak Desa ke ibu kota kabupaten (kota) sejauh ± 60 km, dan jarak dari Desa ke kantor provinsi ± 240 Km.
Jumlah kendaraan umum ke ibukota Kabupaten sebanyak 5 unit. Jarak Desa ke ibukota provinsi sejauh ± 240 KM km dengan lama jarak tempuh ke ibukota dengan kendaraan bermotor 5 jam. Kendaraan umum ke ibukota provinsi 3 unit. Desa Padaherang termasuk Desa yang terlintasi oleh trayek angkutan kota maupun angkutan pedesaan, yaitu angkutan kota Pangandaran-Bandung, Pangandaran-Jakarta , sehingga membantu bagi tranportasi masal penduduk. Namun dalam angkutan dalam desa masih ada angkutan ojek yang beroperasi , hal ini bisa di lihat dari banyaknya jumlah pengemudi ojek di Desa Padaherang yaitu sebanyak 21 orang.


Tabel 4. Aksesbilitas Desa
Tujuan Jarak
(km) waktu tempuh dengan kendaraan bermotor pribadi waktu tempuh dengan angkutan umum Angkutan umum yang tersedia dan ongkos
Pangandaran –padaherang-banjar 50 ± 45 menit ± 60 menit Angkot pedesaan Rp 6000,-
Pangandaran -Ciamis 80 ± 70 menit ± 85 menit Bus Rp 15.000,-
Pangandaran - Bandung 240 ± 5 jam ± 6 jam Bus Rp 38.000,-

Ibukota negara Indonesia 440 ± 8,5 jam ± 10 jam Bus Rp 50.000,-


Potensi bencana di Desa Padaherang termasuk desa yang relatif aman terhadap berbagai bencana alam. Berdasarkan data dari kantor desa, Di desa Padaherang ini telah terjadi beberapa kejadian bencana alam yang dialami oleh desa Padaherang diantara adalah terkena dampak dari gempa yang berpusat di Tasik, dan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Desa ini pernah terkena dampak dari gempa tasik tahun lalu yang merusak sekitar 10% dari perumahan warga dari kepadatan penduduk. Pada bencana DBD pertama kali dirasakan pada tahun 2009 di Dusun Burujul di daerah babakan. Ada beberapa bantuan yang diberikan oleh pemerintah diantaranya adalah berupa dana bantuan sebesar 15 – 20 juta kepada korban dan ada juga bantuan dari pemerintah berupa pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah berupa Pogging (pengasapan) dan pemberian Abate disetiap comberan dengan jarak 100 meter dari tempat kejadian.

2.4 Aspek Demografis
Desa Padaherang pada akhir tahun 2010 memiliki jumlah penduduk 6481 jiwa yang terbagi menurut :
a. Jenis kelamin
• Laki- laki : 3418 jiwa
• Perempuan : 3423 jiwa

b. Usia Penduduk
• 00 – 02 tahun 137 jiwa
• 03 – 04 tahun 183 jiwa
• 05 – 06 tahun 618 jiwa
• 07 – 12 tahun 499 jiwa
• 13 – 15 tahun 451 jiwa
• 16 – 19 tahun 451 jiwa
• 20 – 30 tahun 986 jiwa
• 31 – 45 tahun 1.086 jiwa
• 46 tahun ke atas 979 jiwa
c. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan, sebagai berikut :
• Belum sekolah 317 jiwa
• Tidak tamat SD 11 jiwa
• Tamat SD/Sederajat 642 jiwa
• Tamat SLTP/sederajat 488 jiwa
• Tamat SLTA/sederajat 274 jiwa
• Tamat Diploma III 21 jiwa
• Tamat S1 33 jiwa
• Tamat S2 4 jiwa
• Tamat S3 1 jiwa


2.5 Aspek Kondisi Ekonomi Desa Padaherang
a. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian :
• PNS Umum 59 jiwa
• PNS Guru 57 jiwa
• Guru Honor/GTY/GTT 12 jiwa
• TNI 7 jiwa
• Polri 3 jiwa
• Pensiunan TNI/Polri 10 jiwa
• Pensiunan PNS 19 jiwa
• Buruh 174 jiwa
• Tukang 15 jiwa
• Wiraswata/Pengrajin 6 jiwa
• Pedagang Keliling 12 jiwa
• Pedagang 97 jiwa
• Petani 512 jiwa
• Buruh tani 473 jiwa
• Kuli 17 jiwa
• Pengemudi Ojek 21 jiwa
• Ustadz 9 jiwa
• Dokter 1 jiwa
• Perawat 1 jiwa
• Bidan 3 jiwa
• Dukun Beranak 5 jiwa
• Pengrajin 7 jiwa
• Politikus 2 jiwa
• Mahasiswa 12 jiwa
• TKI (TKW) 10 jiwa
• Tidak Bekerja 972 jiwa
• Lainnya 2.930 jiwa



b. Jumlah penduduk menurut kepemilikan lahan pertanian :
• 0,143 Ha – 0,356 Ha 499 orang
• 0,720 Ha – 1,000 Ha 19 orang
• 1,500 Ha – 2,000 Ha 13 orang
• 2,500 Ha – 5,000 Ha 4 orang


c. Jumlah penduduk menurut tingkat kesejahteraan :
- Keluarga Prasejahtera
• Prasejahtera 1 509 KK
• Prasejahtera 2 359 KK
• Prasejahtera 3 154 KK
• Prasejahtera 3 plus 91 KK


Jumlah kelembagaan ekonomi :
• Toko/Kios 11 buah
• Grosir 2 buah
• Mini Market 1 buah
• Warung kelontong 9 buah
• Rumah makan 4 buah
• Bengkel mobil 2 buah
• Bengkel sepeda motor 8 buah
• Tambal ban 4 buah
• Penggilingan padi 6 buah
• Counter HP 13 buah
• Warnet 4 buah
• Koperasi 3 buah


2.6 Aspek Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan,sehingga pendidikan adalah sebuah investasi di masa yang akan datang. Pada umumnya, kesadaran warga terhadap pentingnya pendidikan sudah cukup baik. Para orang tua sudah berusaha untuk memberikan pendidikan formal dan non-formal kepada anaknya walaupun dengan fasilitas yang sangat sederhana. Pemupukan pentingnya pendidikan sudah dimulai dari usia dini dimana anak diarahkan untuk mengikuti PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini) lalu dilanjutkan ke tingkat TK, SD, SMP, dan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Tetapi Di Desa Padaherang ini belum ada SMP, sehingga anak-anak di Desa Padaherang melanjutkan SMP ke Desa Lain. Salah satu contohnya mereka melanjutkan SMP ke desa Karangpawitan.Didukung dengan adanya program BOS, sehingga meningkatkan antusias warga terhadap pendidikan.
Lembaga pendidikan yang terdapat di Desa Padaherang antara lain terdiri dari TK, SD Negeri, SMK swasta dan PKBM. Jenis sarana pendidikan di Desa Padaherang dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 5 Jenis sarana pendidikan Desa Padaherang
Nomor Jenis sarana pendidikan Jumlah
1 TK 1
2 SD Negeri 4
3 SMK Swasta 1
4 Paket B dan C 1

Tingkat Pendidikan di TK
TK Pertiwi
TK Pertiwi didirikan pada tahun 1971 yang beralamat di Jl. Kampung Padaherang No.228. TK ini memiliki 2 kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1 dapur, 1 WC dan 1 kamar mandi. Bangunan tersebut dimiliki oleh TK Pertiwi sendiri dan tanah yang digunakan adalah milik desa yang dahulunya gedung untuk kecamatan. Yayasan Dharma Wanita merupakan penanggung jawab TK ini dan telah memilih Hj. Tin Supriatin sebagai kepala TK. Siswa TK Pertiwi terbagi kepada 2 kelompok yaitu Kelompok A dan Kelompok B. Rata-rata umur siswa kelmpok A adalah 4-5 tahun sedangkan 5-6 tahun untuk kelompok B. TK ini memiliki 13 orang murid dan pendaftaran sampai bulan Agustus. TK ini memiliki 1 kepala sekolah dan 4 orang guru. Selain kegiatan belajar, TK ini mengadakan kegiatan seperti kesenian, keagamaan, bahasa dan motorik kasar contohnya olahraga. Dari segi pendidikan, TK ini menggunakan iuran siswa Rp 25.000 per bulan. Selain itu, Kabupaten Ciamis juga menyediakan bantuan dalam bentuk mainan sebesar Rp 2 juta. Pada tahun lalu, TK ini telah menerima dana sebanyak Rp 200.000 untuk membuat pagar sekolah.
Tabel 6 Tingkat Pendidikan SDN
SDN 1 Padaherang SDN 2 Padaherang SDN 3 Padaherang SDN 4 Padaherang
Sarana pendidikan 6 kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan. 6 kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah. 6 kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah. 6 kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah.
Alamat RT 2/RW 7, Sukarenah Munggang Sari, Dusun Sindangherang Dusun Padaherang Dusun Burujul
Tahun didirikan 1951 1951 1963 1980
Penanggungjawab Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Kepala sekolah Hj. Rohanah,a.M.a.PD H. Sodikin, Spdi H. Sodikin, SPdi Suhyan Irawan
Umur siswa 6-12 tahun 6-12 tahun 6-12 tahun 7-13 tahun
Jumlah siswa 180 orang 183 orang 171 orang 124 orang
Kegiatan Pramuka,olahraga,
Kesenian,lagu nasional,tari Sekolah agama,pramuka,
Olahraga(voli,sepak bola),kesenian
(degung). Pramuka, Olahraga (voli), kesenian degung). Pramuka, olahraga,kesenian(degung,tari),mulok wajib(basa sunda,karawitan).
Tenaga pengajar 9 orang 7 orang (4 orang PNS dan 3 Honorer), 1 penjaga. 11 orang ( 6 orang PNS dan 4 orang honorer), 1 orang penjaga. 10 guru (8 orang PNS dan 2 orang honorer).
Biaya pendidikan Pemerintah dan komite sekolah. BOS BOS untuk dana operasional. BOS,untuk operasional sekolah pertriwulan,kalau kurang pakai dana talang.
Kurikulum KTSP KTSP KTSP KTSP
Tingkat Pendidikan SMK Swasta
SMK Pasundan Padaherang
Berdiri pada tanggal 27 Oktober 2009, SMK ini telah menerima siswa yang pertama
untuk tahun ajaran 2010/2011 dengan memanfaatkan gedung di dusun Burujul sebagai kampus sementara. Penanggungjawab SMK ini adalah Yayasan Pasundan dan bapak Nana Sumpena Dipayana sebagai Kepala Sekolah. Pada tahun pertama, SMK ini telah menerima sebanyak 58 orang siswa yang rata-rata umurnya 16 tahun. Selain kegiatan belajar, SMK ini mempunyai ekstrakulikuler kesenian (tari dan degung), pramuka dan PMR. SMK ini memiliki 19 orang guru. Biaya pendidikan untuk SMK ini dibiayai melalui iuran siswa sebesar Rp 60.000 setiap bulan.

Tingkat pendidikan paket B & C
PKBM ( Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Al- Hikmah

PKBM Al-Hikmah berdiri pada tahun 2006 diketuai oleh bapak Nana Sumpena Dipayana. Penanggungjawab PKBM ini adalah dari Yayasan. Untuk Paket B, terdiri dari siswa usia sekolah dan siswa yang tidak mampu. Paket C untuk usia dewasa di atas 20 tahun. PKBM ini memiliki 25 orang pengajar untuk Paket B dan 10 orang pengajar untuk Paket C. Jumlah siswa Paket C mengalami penurunan, awalnya 50 siswa dan sekarang menjadi 10 siswa. Selain belajar, kegiatan PKBM ini adalah belajar keterampilan dan biasanya langsung ke lapangan kerja. Paket B dibiayai oleh pemerintah dan Paket C melalui swadaya. PKBM ini juga ada menerima bantuan dana dari pemerintah berupa baju dan alat tulis.


2.7 Aspek Ekonomi
Kegiatan perekonomian di desa Padaherang berpusat pada sektor pertanian dengan mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Pengelolaan pertanian di sini masih bersifat konvensional. Mereka masih menggunakan peralatan & teknologi pertanian tradisional. Pembagian upah masih menggunakan sistem bagi hasil dengan perbandingan 60:40, di mana pemilik tanah memiliki bagian 60% dari hasil panen sedangkan sisanya yang 40% diberikan kepada para buruh tani yang telah bekerja di lahan mereka. Penyediaan sarana produksi dan bahan baku seperti bibit, cangkul, pupuk, traktor, pestisida dan yang lainnya dibebankan kepada buruh tani. Beras hasil panen dijual ke penggilingan padi dengan harga jual ± sekitar Rp 350.000,00 per kuintal. Jumlah penduduk Padaherang menurut kepemilikan lahan pertanian adalah sebagai berikut:
0,143 Ha-0,356 Ha 499 orang
0,720 Ha-1,000 Ha 19 orang
1,500 Ha-2,000 Ha 13 orang
2,500 Ha-5,000 Ha 4 orang
Di luar bidang pertanian penduduk Padaherang memiliki mata pencaharian di sektor lainnya. Diantaranya:
Wiraswasta(19,78%) : 423 jiwa
Pedagang(14,63%) : 313 jiwa
pertukangan(7,85) : 168 jiwa
PNS(2,76) : 59 jiwa
Pensiunan(2,66) : 57 jiwa
Perangkat desa(0,47) : 10 jiwa
TNI/POLRI(0,42) : 9 jiwa
jasa(0,23) : 5 jiwa
Sektor industri merupakan potensi desa Padaherang setelah pertanian. Adapun industri yang adalah industri pemotongan kayu albasyiah. Adapun harga jual dari pohon ditentukan dari ukuran kayu glondongan tersebut. Berikut harga jual kayu gelondongan :


Tabel 7 Harga jual kayu gelondongan
Diameter Panjang Harga /m3
10 cm – 14 cm 1, 3 meter Rp 420. 000,00
15 cm - 19 cm 1, 3 meter Rp 520.000,00
20 cm – 24 cm 1, 3 meter Rp 600.000,00
25 cm – 29 cm 1, 3 meter Rp 700.000,00
30 cm – 34 cm 1, 3 meter Rp 770.000,00
35 cm – 40 cm 1, 3 meter Rp 900.000,00
>40 cm 1, 3 meter Rp 1.000.000,00
Untuk industri rumah tangganya sendiri bergerak pada bidang makanan kecilan atau cemilan (noga wijen). Harga jual untuk noga wijen sendiri sekitar 7500 per bungkus.


2.8 Aspek Kesehatan
a. Kelambagaan Kesehatan
Desa Padaherang ini mempunyai 9 posyandu, masing-masing terletak di Ciputri, Sukarenah I, Sukarenah II, Burujul I, Burujul II, Padaherang, Sindangherang, Cilentah dan Munggang Sari. Justeru itu, masyarakat di Padaherang tidak mengalami masalah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan berikutan jarak posyandu dengan rumah warga yang dekat. Posyandu ini berkontribusi besar dalam pengadaan pelayanan kesehatan untuk balita dan ibu hamil. Antara kegiatan yang sering dilakukan termasuklah pemeriksaan ibu hamil, balita, batita, imunisasi, kesling dan program KB.
Tenaga kerja posyandu di desa Padaherang ini terdiri daripada 3 orang bidan berpengalaman dari puskesmas yang siap melayani masyarakat. Rata-rata tenaga kerja di posyandu terdiri daripada kader-kader PKK desa. Posyandu di desa ini menawarkan JAMBERSAL ( jaminan bersalin) yang menyasarkan kepada seluruh ibu yang akan bersalin di luar program JAMKESMAS, ASKES dan sebagainya. Hampir semua pelayanan dan khidmat yang ditawarkan di posyandu tidak dikenakan biaya kecuali imunisasi yang dikenakan biaya bergantung kepada tipe imunisasi.
Selain keberadaan 9 posyandu, desa ini juga turut dilengkapi dengan satu puskesmas yang terletak di dalam desa Padaherang. Puskesmas ini diketuai oleh Dr. Eka Suprijana dan dibantu oleh karyawan- karyawan yang berdedikasi seramai lebih daripada 30 orang termasuk 2 orang doktor umum dan seorang doktor gigi. Antara contoh jabatan yang ada di puskesmas ini ialah ‘Pelaksana Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut’, ‘Pelaksana Pelayanan Kesehatan Dasar’ dan ‘Pemberdayaan Masyarakat’. Kebanyakan masyarakat yang berkunjung ke puskesmas dibiaya sendiri oleh mereka. Namun begitu ada segelintir warga yang dibiaya oleh ASKES dan JKM. Rata-rata kasus yang sering ditemukan di puskesmas adalah diare, infeksi salur pernafasan atas dan diare berdarah.


GRAFIK KUNJUNGAN RAWAT JALAN 2010

BEROBAT JALAN RUJUK
UMUM ASKES JKM GRATIS UMUM ASKES JKM GRATIS
JANUARI 612 218 372 0 13 50 36 3
PEBRUARI 545 203 377 0 7 47 32 0
MARET 552 239 349 0 6 42 41 0
APRIL 616 248 357 0 2 53 41 0
MEI 592 216 319 0 5 44 27 0
JUNI 754 191 321 0 1 44 37 0
JULI 572 198 309 0 4 51 44 0
AGUSTUS 556 169 245 1 5 48 26 0
SEPTEMBER 622 160 251 1 1 37 31 0
OKTOBER 590 191 344 1 9 45 51 0
NOPEMBER 573 181 304 1 8 32 43 0
DESEMBER 521 181 323 1 6 27 22 0


b. Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan
Dari aspek kondisi kesehatan di desa Padaherang, rata-rata warga mengalami masalah gizi buruk dan diare khususnya pada anak balita. Umumnya, masalah ini disebabkan oleh sanitasi lingkungan yang kurang baik. Dua bulan yang lalu, desa Padaherang khususnya dusun Burujul sempat mengalami kejadian luar biasa (KLB) diare. Dari aspek kesadaran masyarakat terhadap kesehatan cenderung baik kerana kebanyakan ibu hamil di desa ini sering ke bidan berbanding paraji. Walaupun begitu, kendala terbesar di desa ini adalah kesehatan lingkungan yang kurang baik. Ini disebabkan kepedulian masyarakat desa terhadap aspek kebersihan lingkungan yang masih rendah. Kesehatan lingkungan yang kurang baik ini mengakibat pelbagai penyakit seperti diare, diare berdarah, dan DBD.

c. Prasarana Kesehatan
Prasarana di Puskesmas desa Padaherang ini cenderung baik karena sudah dilengkapi dengan ruangan pemeriksaan, ruang rawat inap, ruangan untuk pemeriksaan gigi, ruangan obat, laboratorium, dan unit gawat darurat. Selain itu, terdapat juga alat penimbang berat badan dan pengukur ketinggian di ruangan menunggu puskesmas. Begitu juga prasarana yang ada di posyandu yang cenderung baik walaupun ada beberapa kawasan yang kurang kondusif dan kurang nyaman buat menerima tamu, tetapi rata-rata posyandu mempunyai alat timbang bayi dan kelengkapan untuk imunisasi bayi. Dari 9 posyandu, hanya ada 1 posyandu yang mempunyai bangunan, sedangkan yang lainnya kegiatan posyandu dilakukan di halaman rumah ibu kader dan bidan desa.


2.9 Aspek Sosial-Budaya
a. Kelembagaan Sosial-Budaya
Di Desa Padaherang terdapat lembaga sosial budaya antara lain berupa karang taruna, organisasi olah raga, PKK, Perlindungan Masyarakat (Linmas), organisasi keagamaan (MUI), Koperasi, Kesenian Budaya, dan Yayasan.
o Karang taruna yang ada di Desa Padaherang didirikan untuk membina dan mengarahkan generasi muda di desa ini terutama di bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya. Selain bergerak di bidang-bidang tersebut, para pemuda yang bergabung dalam organisasi ini selain juga memiliki kegiatan keolahragaan seperti sepak bola, sepak takraw dan juga bola voli. Karang taruna pada desa ini terdapat di setiap dusun, namun sayangnya organisasi ini kurang aktif.
Adapun susunan pengurus karang taruna Desa Padaherang sebagai berikut
Ketua : Tatang Kurniawan Spd
Wk. Ketua : Widi Permana
Sekretaris : Mujahidin
Aji Permana
Bendahara : Dede Hena
Seksi-seksi :
Organisasi : Agus
Tatang
Indra
Olah Raga : Ujang Nanang
Sobari
Ikang soni
Kerohanian : Budi
Data
Sari Sariah Ulfa
Humas : Imas
Riris
Aris
Elan



Sosial : Jajat
Tatang
Deni
Candra
Kesenian : Iyang
Kurniadi
Ferdian
Rohim
o Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Organisasi ini didirikan dengan tujuan meningkatkian taraf kesehatan, mempekerjakan dan juga membina masyarakat. Kegiatan PKK di desa ini dilakukan pada umumnya setiap satu bulan sekali. Contoh kegiatan yang dilaksanakan diantaranya posyandu dan arisan. Organisasi PKK di desa ini terhitung efektif bagi masyarakat.
o Perlindungan Masyarakat (Linmas)
Linmas didirikan dengan tujuan untuk menjaga keamanan desa. Anggotanya diambil dari masyarakat di desa ini dengan adanya perwakilan dari setiap dusun. Contoh kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi ini yaitu ronda malam, dan juga pengawasaan pada saat adanya pemilu dan perayaan hari besar. Pada umumnya linmas di desa ini efektif terutama dalam mengatasi pencurian.
Adapun struktur organisasi dari linmas sebagai berikut :
Penasehat : BPD
Kepala Desa
Tokoh Masyarakat
Pembina : BABINMAS (Polsek)
BABINSA (Koramil)
Kasatgas Linmas : Kepala Urusan Umum Desa
Anggota satu desa (diambil dari 4 dusun)
o Organisasi Keagamaan
Organisasi keagamaan di desa Padaherang ini berpusat pada MUI. MUI ini menaungi DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) yang bertugas untuk mengelola masjid. DKM ini terdapat di setiap dusun, kegiatannya yaitu dengan mengadakat pengajian rutin setiap minggu yang diadakan per dusun. Pengajian untuk para lelaki dilaksanakan pada waktu malam hari, sedangkan untuk para wanita dilakasanakan setelah ashar.
o Koperasi
Koperasi di desa ini bergerak di bidang simpan pinjam hanya saja sejak beberapa tahun lalu koperasi ini sudah tidak aktif lagi. Kendalanya yaitu kurangnya minat masyarakat akan koperasi ini dan juga sulitnya mengatur pergerakan masyarakat setiap dusun.
o Kesenian Budaya
Di desa ini terdapat kesenian budaya yaitu nampak sekar yang merupakan lomba menyanyi bagi para masyarakat dengan menggunakan bahasa sunda. Dana untuk kegiatan ini dapat berasal dari masyarakat dan juga dari pengusaha di Desa Padaherang.
o Yayasan
Yayasan yang terdapat di desa ini bernama Yayasan Asy Syifa yang terletak di dusun sukarenah. Yayasan ini bergerak di bidang pendidikan dengan kegiatan utamanya yaitu menampung anak-anak yatim piatu agar dapat belajar bersama. Sebagaian besar anak yang ditampung di yayasan ini berasal dari luar daerah. Dana yang di dapat oleh yayasan ini berasal dari pemerintah dan donatur-donatur lainnya.

b. Kehidupan Beragama, Sarana Keagamaan, Interaksi Sosial Masyarakat
Di Desa Padaherang sebagian warga memeluk agama islam. Kehidupan beragama di Desa ini rukun nyaris tidak ada perselisihan dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan beragama. Sarana keagamaan di Desa Padaherang terdiri dari 25 masjid dan Madrasah. Kegiatan keagamaan di Desa Padaherang salah satunya adalah pengajian. Kegiatan pengajian ini dilakukan rutin setiap minggu dengan waktu pelaksanaan yang berbeda tiap dusunnya. Selain pengajian yang diadakan tiap minggu, terdapat uga pengajian yang diadakan tiap perayaan hari-hari besar. Kegiatan rutin masyarakat desa salah satunya adalah kegiatan gotong royong. Kegiatan gotong royong diantaranya seperti membersihkan mesjid, selokan dan juga sampah-sampah di sekitar jalan. Dengan kegiatan gotong- royong juga dapat mengakrabkan hubungan antar warga. Dalam kehidupan bertetangga, warga dinilai cukup baik. Setiap warga saling mengenal tetangganya, dan sering dilihat para warga senang untuk duduk-duduk sambil bersantai mengobrol dengan warga lain. Dan ini tidak hanya dilakukan oleh bapak-bapak, tapi juga dilakukan oleh para ibu-ibu ataupun para warga lansia.


2.10 Aspek Pertanian/Perkebunan
A. Komoditas Utama menurut Sub Sektor
Usahatani di Desa Padaherang Kecamatan Padaherang terdiri dari usahatani tanaman pangan, usaha tani tanaman perkebunan/kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Komoditas tanaman pangan terdiri dari padi, palawija dan hortikultura, sedangkan komoditas perkebunan meliputi meliputi : Kelapa, Kopi, Lada, dan Kakao. Tanaman kehutanan meliputi Jati, Mahoni, Albasia, dan Rimba campur.
Komoditas utama Tanaman Pangan di Desa Padaherang Kecamatan Padaherang dilihat pada tabel berikut:

¬¬¬¬¬¬Tabel 8 Komoditas Utama Tanaman Pangan di Desa Padaherang Kecamatan Padaherang Tahun 2010.
No. Komoditas Luas Panen (ha/panen) Produktivitas
(ku/ha) Produksi (ton)
1 2 3 4 5
1. Tanaman Pangan
a. Padi :
- Padi sawah 434 61,58 26.725,72
- Padi gogo 2 48,12 96,24
b. Palawija :
- Jagung 0.3 46,44 13.932
- Kedelai 10 12,42 124,2
- Kacang Tanah 0.3 13,55 4.065
- Kacang Hijau 7 9,80 68.6
- Ubi kayu 1 132,50 132.5
- Ubi jalar 0,25 95,00 23.75
c. Sayuran :
- Cabe 3 96,50 289.5
- Kacang Panjang 7 120,80 845.6
- Mentimun 1,5 109,50 164.25
- Kangkung 1,2 64,20 77.04
- Bayam 0,2 60,05 12.01
- Kacang Tunggak 12 45,00 540
d. Buah-buahan:
- Pisang 20 205,00 4100
- Mangga 4 118,50 474
- Jambu Biji 0,21 13,00 2.73
- Rambutan 0,14 20,00 2.8
- Alpukat 0,16 15,00 2.4

Usahatani sektor Perkebunan di Desa Padaherang Kecamatan Padaherang Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9 Jenis Kayu dan Produksi di Desa Padaherang Kecamatan Padaherang Tahun 2010.
No. Komoditas Luas Panen (ha/panen) Produktivitas
(ku/ha) Produksi (ton)
1 - Kelapa 30 1 3
2 - Cengkeh 3 5 1,5
3 - Kopi 2 2,5 0,5
4 - Kakao 0,5 5 0,25


B. Pola Usahatani dalam Satu Tahun
Pola Usahatani pada lahan sawah di Desa Padaherang Kecamatan Padaherang pelaksanaannya masih sangat rendah, sebagian besar pola tanamnya masih padi-padi-bera. Sedangkan pola tanam pada lahan kering masih belum beraturan.
Untuk lebih jelasnya pola tanam yang dikembangkan di Desa Padaherang Kecamatan Padaherang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10 Luas Pola Tanam di Desa Padaherang Kecamatan Padaherang Tahun 2010
No Jenis Lahan Jumlah Areal (ha) Jumlah Petani yang mengusahakan
1 Pengairan Teknis dan Sederhana
- Padi – Padi – Padi
- Padi – Padi – Kedelai
- Padi – Padi – Palawija lainnya
- Padi – Padi – Sayuran
- Padi – Padi – Bera
2
10
20
50
100

30
40
80
200
2 Lahan Tadah Hujan
- Padi – Padi – Kedelai
- Padi – Padi – Palawija lainnya
- Padi – Padi – Sayuran
- Padi – Palawija – Bera
- Padi – Bera – Bera
-
75
10
10
-
-
200
30
35
-
3 Lahan Darat
- Kacang tanah - Jagung
- Jagung – Ubi Kayu
- Jagung – Ubi Jalar
5
20
4
20
45
15

C. Tingkat Penerapan Teknologi
Tingkat Penerapan Teknologi Tanaman Pangan dan Perkebunan
Tingkat penerapan teknologi pertanian tahun 2010, terutama padi sawah cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya : harga jual gabah yang relatif rendah, sulitnya mendapatkan kredit untuk membiayai usahatani.
Tingkat penerapan teknologi tanaman pangan dan perkebunan, dan kehutanan di Kecamatan Padaherang Tahun 2010 secara rinci disajikan pada tabel berikut:

Tabel 11 Tingkat Penerapan Teknologi Tanaman Pangan dan Perkebunan di Desa Padaherang Kecamatan Padaherang Tahun 2010
No. Komoditas Benih Bermutu (%) Benih Muda (%) Ta nam (%) Jarak Tanam (%) Pemupukan Berim- bang (%) Penggu- naan Pupuk Organik (%) Pengaturan air
(%) Pengendalian OPT
(%) Panen dan Pascapanen
(%) Pengo lahan Tanah (%)


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.



1.
2.
3.
4
.5.
6 TANAMAN PANGAN
Padi sawah
Padi Gogo
Jagung
Kedelai
Kacang tanah
Kacang hijau
Ubi kayu
Ubi jalar
Sayuran
Buah-buahan



PERKEBUNAN
Kelapa
Kopi
Kakao
Lada
Cengkeh
Panili

85
62
60
60
61
54
65
64
74
55



52
49
69
55
48
54

40
50
48
49
44
54
50
48
60
54



68
54
60
65
53
70

45
62
38
40
36
38
46
37
40
53



55
46
55
52
40
52

35
45
40
35
38
36
35
45
56
47



32
39
54
60
40
64

45
-
-
16
-
-
-
-
-
-



-
-
-
-
-
-

30
52
35
-
-
-
-
-
-
-



-
-
-
-
-
-

35
49
-
-
-
-
-
-
-
-



40
50
-
40
45
43

50
22
38
36
36
35
36
36
32
27



22
-
-
-
-
-

50
44
44
52
43
45
35
33
47
45



21
16
53
65
22
67

55
59
56
61
54
55
75
65
59
58



62
58
56
62
50
60


D. Fasilitas Usaha Tani
Pasilitas usahatani tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan di Desa Padaherang Kecamatan Padaherang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12 Fasilitas Usahatani Tanaman Pangan dan Perkebunan
No Jenis Fasilitas Jumlah Keterangan
1. BRI Unit Desa -
2. KUD -
3. Koptan -
4. Kopontren -
5. Pasar Umum -
6. Pasar Hewan -
7. Kios Saprotan -
8. Hand Traktor 16
9. Hand Sprayer 421
10. Power Sprayer -
11. Pompa Air 112
12. Power Thresher -
13. Pedal Thresher -
14. Banting bertirai 287
15. Terpal 83
16. Winower -
17. Sabit Bergerigi 295
18. Emposan Tikus 7
19. Cangkul 548
20. Caplak 345
21. Jaring 16
22. Jala Tebar 51
23. Pancing 49
24. Pancing rawai 4
25. Sirib/Anco 3
26. Sair lambit/Serok 17
27. Teplak 6
28. Sosog 8
29. Bubu 9
30. Sair Bambu 20
31. Unit penggilingan padi 5
32. Unit penggilingan tapioka -
33. Pabrik tahu -
34. Pabrik tempe -
35. Penggarangan kopra -
36. Pabrik nata de coco -

a. Sosial
1. Tingkat kemampuan kelompoktani berdasarkan penilaian 5 Jurus Kemampuan Kelompoktani di Desa Padaherang Kecamatan Padaherang secara rinci dapat dilihat pada tabel :




Tabel 13 Rata-rata Tingkat Kemampuan Kelompoktani berdasarkan Penilaian 5 Jurus Kemampuan Kelompoktani di Desa Padaherang Kecamatan Padaherang Tahun 2010
No Kriteria Nilai Kelas Kelompok
Pemula Lanjut Madya Utama
1. Kemampuan dalam membuat perencanaan 84 113 - -
2. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain 37 83 - -
3. Kemampuan pemupukan modal 26 59 - -
4. Kemampuan meningkatkan hubungan melembaga antara kelompoktani dengan koperasi 5 17 - -
5. Kemampuan menerapkan teknologi dan pemanfaatan informasi 78 46 - -
Jumlah : 231 318 - -

2. Kerjasama Kelompoktani dengan Koperasi/KUD di BP3K Kecamatan Padaherang baru berkisar kerjasama pembayaran rekening listrik, pengadaan dan penyaluran sarana produksi, kalaupun belum seluruh kelompoktani dapat terlayani. Dari 5 buah Koptan yang ada di Kecamatan Padaherang tinggal 1 koptan yang masih nampak kegiatannya yaitu Koptan Bangkit Sejahtera selain pemupukan modal juga kerjasama dengan anggota dalam pemasaran kakao
3. Kemampuan kelompoktani dalam penyusunan RDK/RDKK relatip masih rendah. Pada tahun 2010 seluruh kelompok harus menyusun RDK/RDKK terutama untuk menetapkan kebutuhan pupuk bersubsidi.

b. Ekonomi
1. Pemupukan Modal dimiliki oleh kelompoktani di Desa Padaherang Kecamatan Padaherang jumlahnya masih relatip kecil, karena belum seluruh kelompoktani dapat melaksanakan pemupukan modal. Jumlah tabungan kelompok sampai bulan Desember 2010 sebesar Rp 2.000.000 Tabungan tersebut digunakan untuk kegiatan simpan pinjam dan pembelian sarana produksi di masing-masing kelompoktani.
Sumber modal berasal dari iuran anggota berupa simpanan pokok dan simpanan wajib.
c. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Program Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Tahun 2010; dapat dilihat pada tabel :
Tabel 14. Kebijakan Program Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan di Desa Padaherang Tahun 2010
No Program Proyek Sasaran
(ha/ekor) Kegiatan Prioritas Lokasi
1 2 3 4 5
1.
P2BN
Padi Sawah 400 Pengembangan PTT
Sekolah Lapang Sri Rahayu, Sri Mukti,Tirta Nugraha, Munggangsari
2. Intensifikai Padi Gogo 20 Pemupukan Berimbang Sinta Mukti
3. Intensifikasi Palawija
- Jagung
10 Pemupukan Berimbang Citra Sari
- Kedelai 100 Pemupukan Berimbang Munggangsari, Sinta Mukti, Sri Rahayu
- Kacang Tanah 10 Pemupukan Berimbang Sinta Mukti
- Kacang hijau 295 Pemupukan Berimbang Sri Rahayu, Sri Mukti
- Ubi Kayu 100 Pemupukan Berimbang Sapu Jagat, Sinta Mukti
- Ubi Jalar 20 Pemupukan Berimbang Munggangsari
4. Tanaman Perkebunan
- KRI
- Peremajaan

20
40

Bobokor dan pemupukan
Peremajaan
Munggangsari, Sinta Mukti, Sapu Jagat
- Intensifikasi Kopi 50 Pemangkasan Sapu Jagat
- Pengemb. Kakao 5 0Perluasan areal Munggangsari, Sapu Jagat
5. Peternakan
- Inkado 1 Unit Penggemukan Sinta Mukti
- Intab 1 Unit Vaksinasi Sapu Jagat
- Int. Ternak Besar 1 Unit Penggemukan Munggangsari
6. Perikanan
- Inmindi 1 Ha
1 Ha Pembenihan
Pendederan Sinta Mukti
7. Tanaman Kehutanan 4 unit Penaaman baru
Pemeliharaan Sapu Jagat

E. Tujuan
a. Tujuan Umum
- Pengembangan sentra komoditas unggulan
1) Tanaman Pangan
a. Kedelai dari 150 ha menjadi 250 ha
b. Jagung dari 142 ha menjadi 175 ha
c. Kacang Tanah dari 94 ha menjadi 125 ha
d. Kacang Hijau dari 295 ha menjadi 350 ha
e. Ubi Kayu dari 394 ha menjadi 500 ha
f. Ubi Jalar dari 56 ha menjadi 100 ha
2) Tanaman Perkebunan dan Kehutanan
a. Kelapa dari 2.989 ha menjadi 3.100 ha
b. Kakao dari 233 ha menjadi 308 ha
c. Kopi dari 25 ha menjadi 30 ha
d. Cengkeh dari 42 ha menjadi 45 ha
e. Hutan Rakyat dari 1.712 ha menjadi 1.915 ha
f. Kebun Rakyat dari 3.061 ha menjadi 3.069 ha
g. Perlebahan dari 80 stup menjadi 120 stup
h. Sipil Teknis dari 5 unit menjadi 8 unit
- Meningkatkan produktivitas komoditas unggulan Pertanian
1) Pertanian
a. Padi sawah dari 61,58 ku/ha/th/gkp menjadi 67,74 ku/ha/th/gkp
b. Padi gogo dari 37 ku/ha/th menjadi 39,32 ku/ha/th
c. Produktivitas Jagung dari 34 ku/ha/th biji kering menjadi 54,46 ku/ha/th biji kering
d. Kedelai dari 11 ku/ha/th biji kering menjadi 14,4 ku/ha/th biji kering
e. Kacang tanah dari 12,48 ku/ha/th polong kering menjadi 15 ku/ha/th polong kering
f. Kacang Hijau dari 8,5 ku/ha/th menjadi 10 ku/ha/th
g. Sayuran dari 75 ku/ha/th menjadi 90 ku/ha/th
2) Perkebunan
a. Cengkeh dari 2 ku/ha/tahun menjadi 4 ku/ha/tahun bunga kering
b. Kakao dari 5,2 ku/ha/tahun biji kering menjadi 6 ku/ha/tahun biji kering

b. Tujuan Khusus
1. Petani Padi Sawah
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam tanam tunggal dari 25% menjadi 30%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pengaturan jarak tanam sistem legowo dari 27% menjadi 32%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan pupuk organik dari 30 % menjadi 35%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pengaturan air dari 30% menjadi 35%

2. Petani Padi Gogo
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani penggunaan varietas unggul dari 30% menjadi 35%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani Pembuatan parit/drainase dari 32% menjadi 36%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani Pengaturan Jarak Tanam dari 40% menjadi 45%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani penggunaan pupuk organik dari 45% menjadi 50%

3. Petani Jagung
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan varietas unggul dari 30 % menjadi 35%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penanganan pascapanen dari 35% menjadi 40%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani penggunaan dosis pupuk dari 40% menjadi 45%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pengaturan jarak tanam dari 42% menjadi 47%

4. Petani Kedelai
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pembutan drainase dari 45% menjadi 47%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pemnggunaan benih bermutu dari 48% menjadi 50%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Pengendalian OPT dari 53% menjadi 55%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam dosis pemupukan dari 55% menjadi 57%


5. Petani Kacang Tanah
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan mutu benih dari 45% menjadi 47%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Pengendalian OPT dari 50% menjadi 52%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan dosis pupuk dari 53% menjadi 55%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pembuatan parit/drainase dari 55% menjadi 57%

6. Petani Kacang Hijau
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pembuatan drainase dari 40% menjadi 45%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan benih bermutu dari 43% menjadi 45%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pengendalian OPT dari 45% menjadi 48%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan dosis pupuk dari 45% menjadi 50%

7. Petani Ubikayu
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Mutu Benih dari 45% menjadi 48%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Populasi Tanaman per ha dari 50% menjadi 55%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Pelaksanaan pengamatan dari 52% menjadi 56%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Jenis/macam pupuk dari 55% menjadi 57%


8. Petani Ubi Jalar
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Dosis pupuk anorganik dari 37% menjadi 40%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan mutu bibit dari 40% menjadi 44%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pembuatan parit/drainase dari 41% menjadi 45%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam menetapkan waktu/saat panen dari 56% menjadi 60%

9. Petani Sayuran
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan penggunaan mutu benih dari 43% menjadi 45%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penggantian benih dari 53% menjadi 55%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam menetapkan jenis ZPT/PPC dari 59% menjadi 61%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan dosis pupuk dari 60% menjadi 62%

10. Petani Buah-buahan
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan mutu bibit dari 35% menjadi 40%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam cara pemberian pupuk anorganik dari 36% menjadi 40%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan jarak tanam dari 38% menjadi 42%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam menetapkan waktu/saat panen dari 42% menjadi 45%


11. Petani Kelapa
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan mutu benih dari 48% menjadi 50%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam dosis pupuk dari 53% menjadi 55%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Pelaksanaan Pengamatan dari 56% menjadi 58%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Populasi tanaman per ha dari 58% menjadi 60%

12. Petani Kakao
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Mutu bibit dari 17% menjadi 19%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Pemangkasan dari 18% menjadi 20%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Sanitasi dari 25% menjadi 27%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Waktu/saat panen dari 28% menjadi 30%

13. Petani Cengkeh
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Pengendalian OPT dari 23% menjadi 25%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Pemupukan dari 26% menjadi 28%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Sanitasi dari 55% menjadi 57%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Mutu bibit dari 59% menjadi 61%


14. Hutan Rakyat
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pengolahan hasil hutan dari 24% menjadi 26%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pemeliharaan 40% menjadi 45%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam waktu panen dari 50% menjadi 55%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pola tanam dari 57% menjadi 60%

15. Kebun Rakyat
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pengolahan hasil dari 24% menjadi 26%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pemeliharaan dari 40% menjadi 45%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam waktu panen dari 50% menjadi 55%
- Meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pola tanam dari 57% menjadi 60%

F. Masalah
a. Masalah Umum
- Pengembangan sentra komoditas unggulan
1) Tanaman Pangan
a. Luas tanam Kedelai baru mencapai 150 ha
b. Luar tanam Jagung baru mencapai 142 ha
c. Luas tanam Kacang Tanah baru mencapai 94 ha
d. Luas areal tanam Kacang Hijau baru mencapai 295 ha
e. Luas areal tanam Ubi Kayu baru mencapai 394 ha
f. Luas areal tanam Ubi Jalar baru mencapai 56 ha
2) Tanaman Perkebunan dan Kehutanan
a. Areal tanaman Kelapa baru mencapai 2.989 ha
b. Areal tanaman Kakao baru mencapai 233 ha
c. Areal tanaman Kopi baru mencapai 25 ha
d. Areal tanaman Cengkeh baru mencapai 42 ha
e. Areal Hutan Rakyat baru mencapai 1.712 ha
f. Areal Kebun Rakyat baru mencapai 3.061 ha
g. Pengembangan Perlebahan baru mencapai 80 stup
- Produktivitas komoditas unggulan Pertanian
1) Pertanian
a. Produktivitas Padi sawah baru mencapai 61,58 ku/ha/th/gkp
b. Produktivitas Padi gogo baru mencapai 37 ku/ha/th
c. Produktivitas Jagung dari 34 ku/ha/th biji kering
d. Produktivitas Kedelai baru mencapai 11 ku/ha/th biji kering
e. Produktivitas Kacang tanah baru mencapai 12,48 ku/ha/th
f. Produktivitas Kacang Hijau baru mencapai 8,5 ku/ha/th
g. Produktivitas Sayuran baru mencapai 75 ku/ha/th
2) Perkebunan
a. Produktivitas Cengkeh baru mencapai 2 ku/ha/tahun
b. Produktivitas Kakao baru mencapai 5,2 ku/ha/tahun biji kering

b. Masalah Khusus
1. Petani Padi Sawah
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Tanam Tunggal baru mencapai 25 %
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Pengaturan jarak tanam sistem Legowo baru mencapai 27%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Penggunaan Pupuk Organik baru mencapai 30 %
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Pengaturan air baru mencapai 30%



2. Petani Padi Gogo
- Pengetahuan sikap dan keterampilan petani dalam Penggunaan varietas unggul baru mencapai 30 %
- Pengetahuan sikap dan keterampilan petani dalam pembuatan parit/drainase baru mencapai 32%
- Pengetahun sikap dan keterampilan petani dalam Pengaturan Jarak Tanam baru mencapai 40%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani Penggunaan Pupuk Organik baru mencapai 45%
3. Petani Jagung
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan varietas unggul baru 30 %
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam penanganan pascapanen baru 35%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan dosis pupuk baru mencapai 40%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam pengaturan jarak tanam baru mencapai 42%.
4. Petani Kedelai
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani Pembutan drainase baru mencapai 45%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam pemnggunaan benih bermutu baru mencapai 48%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Pengendalian OPT baru mencapai 53%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Dosis pemupukan baru mencapai 55%
5. Petani Kacang Tanah
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Mutu benih baru mencapai 45%.
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Pengendalian OPT baru mencapai 50%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Dosis pupuk baru mencapai 53%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Pembuatan parit/drainase baru mencapai 55%
6. Petani Kacang Hijau
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam pembuatan parit/drainase baru mencapai 40%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan benih bermutu baru mencapai 43%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam pengendalian OPT baru mencapai 45%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam penggunaan dosis pupuk baru mencapai 45%
7. Petani Ubikayu
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Mutu Benih baru mencapai 45%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Populasi Tanaman per ha baru mencapai 50%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Pelaksanaan pengamatan baru mencapai 52%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Jenis/macam pupuk baru mencapai 55%
8. Petani Ubi Jalar
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Dosis pupuk anorganik baru mencapai 37%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Mutu bibit baru mencapai 40%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam pembuatan parit/drainase baru mencapai 41%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Waktu/saat panen baru mencapai 56%
9. Petani Sayuran
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Mutu Benih baru mencapai 43%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Pergantian Benih baru mencapai 53%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Jenis PPC/ZPT baru mencapai 59%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Takaran Dosis Pupuk baru mencapai 60%
10. Petani Buah-buahan
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Mutu bibit baru mencapai 35%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Cara pemberian pupuk anorganik baru mencapai 36%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Jarak tanamn baru mencapai 38%.
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Waktu/saat panen baru mencapai 42%
11. Petani Kelapa
- Meningkatkan pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Mutu bibit baru mencapai 48%
- Meningkatkan pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Dosis Pupuk baru mencapai 53%
- Meningkatkan pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Pelaksanaan Pengamatan baru mencapai 56%
- Meningkatkan pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Populasi tanaman per ha baru mencapai 58%
12. Petani Kakao
- Meningkatkan pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Mutu bibit baru mencapai 17%
- Meningkatkan pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Pemangkasan baru mencapai 18%
- Meningkatkan pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Sanitasi baru mencapai 25%
- Meningkatkan pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Waktu/saat panen baru mencapai 28%
13. Petani Cengkeh
- Pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam Pengendalian OPT baru mencapai 23%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Pemupukan baru mencapai 26%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Sanitasi baru mencapai 55%
- Pengetahun keterampilan dan sikap petani dalam Mutu bibit baru mencapai 59%


14. Petani Hutan Rakyat
- Pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pengendalian keamanan dan kebakaran baru mencapai 5%
- Pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pengendalian hama/penyakit baru mencapai 10%
- Pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam cara pemeliharaan tanaman baru mencapai 10%
- Pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam waktu penjarangan tanaman baru mencapai 10%
15. Petani Kebun Rakyat
- Pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam pengendalian keamanan dan kebakaran baru mencapai 5%
- Pengentahuan ketermpilan dan sikap petani dalam pengendalian hama/penyakit baru mencapai 5%
- Pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam waktu penjarangan baru mencapai 5%
- Pengetahuan keterampilan dan sikap petani dalam cara pemeliharaan baru mencapai 10%

G. Daftar Nama Kelompok Tani
- Tatang Hatori (Bendahara Gapoktan)
- H. Adeh (Ketua I Gapoktan)
- Uya (Kelompoktani)
- Ayo (Kelompoktani)
- Eso (Kelompoktani)
- Endang (Kelompoktani)
- Didi (Kelompoktani)
- Nadi (Kelompoktani)
- Tatang (Kelompoktani)

2.11 Aspek Perikanan/ Kelautan
Aspek perikanan tidak terlalu berkembang di Desa Padaherang, karena tidak menjadi fokus utama sebagai mata pencaharian warga. Hambatan utama dari usaha perikanan ini adalah sedikitnya sumber air yang bisa digunakan untuk mengisi kolam ikan. Selain itu minimnya pengetahuan tentang pengelolaan perikanan berakibat pada kurangnya minat warga untuk mengembangkan usaha perikanan. .
Memang ada beberapa warga masyarakat yang membudidayakan ikan, namun hal itu hanya untuk keperluan sehari-hari saja. Ikan yang dipelihara biasanya jenis ikan mas, nila, gurame, mujair dan lele. Pembudidayaan ikan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat. Bahkan sebagian besar pemilik kolam ikan memanen ikannya sekali dalam satu tahun saja. Kolam ikan biasanya hanya ada pada wilayah yang dekat dengan sungai.
Kemudian ada juga beberapa masyarakat yang mencoba mengembangkan usaha kolam pemancingan ikan. Namun usahanya tidak berjalan lancar karena para pemancing lebih berminat memancing di tempat-tempat yang alami seperti sungai .

2.12 Aspek Peternakan
Peternakan di Desa Padaherang kurang berkembang karena masyarakat lebih memilih menjadi buruh tani dibandingkan untuk berternak. Bidang peternakan hanya dijadikan usaha sampingan semata untuk memenuhi kebutuhan pokok bukan dijadikan usaha utama sehingga sangat jarang sekali ditemukan usaha peternakan dengan skala yang cukup menjanjikan. Hal lain yang menjadikan bidang peternakan kurang berkembang adalah kurang fokusnya peternak terhadap komoditas ternak yang dipelihara, maksudnya adalah seorang peternak memilih untuk memelihara dua komoditas ternak misalnya domba dengan itik. Akibatnya, sangat sulit untuk membentuk suatu kelompok ternak yang merupakan wadah atau sarana untuk memudahkan para peternak dalam memulai usaha ternaknya, misalnya dalam hal pencegahan penyakit, pemberian pakan dan manajemen pemeliharaan yang baik.
Menurut data yang diperoleh dari BP3K sampai dengan bulan Juni 2011, kelompok ternak yang berada di Desa Padaherang berjumlah 3(tiga) kelompok. Kelompok – kelompok tersebut diantaranya adalah Almustopa yang bergerak pada komoditas sapi dengan jumlah ternaknya sebanyak 1 (satu) ekor yang diketuai oleh Bapak Ade Rustam dengan jumlah anggota 10 orang, Cilentah yang bergerak pada komoditas domba dengan jumlah ternaknya sebanyak 29 ekor yang diketuai oleh Bapak Kayip dengan jumlah anggota 14 orang, dan Alakur yang bergerak pada komoditas itik dengan jumlah ternaknya sebanyak 1120 ekor yang diketuai oleh Bapak Ade Rustam dengan jumlah anggota 14 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 15. Keadaan Kelompok Tani Ternak di Desa Padaherang Sampai Dengan Bulan Juni 2011
No. Nama Kelompok Tani Ternak Komoditas Tahun Berdiri Jumlah Anggota (orang) Ketua Kelompok Jumlah (ekor)
1 Almustopa Sapi 2006 10 Ade Rustam 1
2 Cilentah Domba 2004 14 Kayip 29
3 Alakur Itik 2000 14 Ade Rustam 1120
Sumber : BP3K Kecamatan Padaherang
Data diatas dapat membuktikan bahwa keadaan usaha peternakan di Desa Padaherang lambat berkembang dengan jumlah ternak yang dipelihara sangat sedikit. Namun menurut data populasi ternak keseluruhan di Desa Padaherang yang diperoleh dari BP3K sampai dengan bulan Juni 2011 terdapat jumlah ternak yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ternak yang dipelihara oleh kelompok ternak tetapi hanya terdapat 4(empat) komoditas yang tercatat diantaranya adalah sapi potong, kerbau, domba dan kambing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 16. Populasi Ternak Sampai Dengan 2011 di Desa Padaherang
No. Komoditas Jumlah
1 Sapi Potong 5
2 Kerbau 10
3 Domba 604
4 Kambing 268
Sumber : BP3K Kecamatan Padaherang
Pola pemeliharaan yang diterapkan yaitu semi intensif - intensif. Bagi peternak yang tidak ikut dalam kelompok ternak pola pemeliharaan yang diterapkan adalah semi intensif. Hal ini terlihat dari banyaknya ternak yang diumbar disekitar pekarangan rumah pada siang hari dan dimasukkan kedalam kandang pada waktu sore hari terutama untuk ternak unggas seperti ayam, entog dan bebek, sehingga untuk pengontrolan penyakit dan pemberian pakan kurang diperhatikan dengan baik. Sementara untuk peternak yang terhimpun dalam sebuah wadah yang dinamakan kelompok ternak, pola pemeliharaan yang diterapkan sudah pada taraf intensif. Hal ini terlihat dari kandang yang telah permanen, pemberian pakan yang teratur, pencegahan penyakit serta ternak yang selalu dikandangkan sehingga memudahkan untuk pengontrolan atau manajemen.
2.13 Permasalahan Desa
Berdasarkan penjaringan masalah yang diterdapat di setiap dusun didapati masalah sebagai berikut :
Tabel 17. Permasalahan Desa Padaherang
No Masalah
1 Jalan di blok Cilentah Kidul Dsn. Sindangherang rusak berat
2 Bila musim hujan jalan susah dilalui kendaraan di Cilentah Kaler Dsn. Sindangherang
3 Belum mempunyai bangunan diniyah di Dsn. Padaherang
4 Jalan yang ada sudah rusak RT 09/07 Dsn. Sukarenah dan RT 07/06 Dsn Burujul
5 Jalan yang ada rusak berat RT 09/02 Dsn. Padaherang RT 01/07, Dsn. Sukarenah (600 m)
6 Jembatan yang menghubungkan Dsn. Burujul dan Dsn. Sukarenah sudah rusak
7 Masih adanya rumah tidak layak huni, menyebar di 4 dusun (Padaherang, Sindangherang, Burujul dan Sukarenah)
8 Kikisan air tepi sungai longsor, di Cilentah
9 Kondisi pos ronda di tiap RW rusak
10 Jembatan yang menghubungkan Padaherang dengan Ciumbang rusak
11 Lapangan yang sudah ada belum jadi
12 Belum ada terminal
13 Proses belajar mengajar belum kondusif di TK kenanga Rt 06/02 Dsn Padaherang
14 Proses belajar mengajar belum kondusif di TK Al-Hidayah Rt 10/06 Dsn Burujul
15 Anak-anak belajar tidak nyaman di SDN 3 Padaherang RT 06/07 Dsn Padaherang
16 Bangunan sudah lapuk di SDN 4 Padaherang RT 08/06 Dsn. Burujul
17 Ruang belajar kurang di madrasah As-Salam Dsn. Padaherang
18 Kurangnya kesejahteraan guru/guru ngaji/ustadz
19 Dinding madrasah rusak di Al-Amin, Al-Hikmah Dsn. Burujul
20 Ruang belajar kurang di madrasah Al-Huda Dsn.Sukarenah RT 03/07
21 Masih ada siswa yang tidak bersekolah
22 Belum mempunyai ruangan BPD dan PKK, masih numpang di kantor desa
23 Belum ada balai dusun di dusun Padaherang, Sukarenah, Burujul dan Sindangherang
24 Jumlah KK dalam satu RT sudah terlalu banyak
25 Kurangnya SDM di perangkat desa
26 Kurangnya kesejahteraan RT, RW dan Linmas
27 Kondisi rumah dinas Kecamatan perlu di renovasi karena sudah tua
28 Gedung kantor koramil sudah rusak
29 Gedung kantor TIPP kondisinya rusak
30 Kurangnya SDM di Karang Taruna
31 Lapangan yang ada Belum di optimalkan dalam segi pembangunannya
32 Masih minimnya sarana olahraga tiap dusun
33 Belum ada MCK umum di tiap RW
34 Air limbah tidak di tampung
35 Perlu ada pembuangan sampah di tiap RW
36 Perlu perehaban sarana air bersih di Dsn. Sukarenah
37 Kurangnya Kesejahteraan Kader Posyandu
38 Masih ada KK miskin yang masih belum menikmati listrik
39 Masih ada sawah yang kekurangan air
40 Hasil pertanian kurang baik karena kekurangan air
41 Kurangnya sarana pengendalian hama
42 Perlunya bantuan dana untuk hand traktor
43 Perlunya bantuan dana untuk pengadaan pengering gabah
44 Belum adanya rumah APPO
45 Belum ada peternak domba, padahal potensi ada
46 Kurangnya modal untuk usaha kecil dan menengah
47 Pengadaan pelatihan kelompok tani dan cara beternak yang baik
48 Perlunya alat pembuat pakan ternak
49 Belum adanya koperasi simpan pinjam



2.14 Potensi Desa
Desa Padaherang merupakan Desa yang terhitung memiliki lahan pertanian yang luas. Hal ini sebenarnya adalah potensi utama yang dimilki Desa Padaherang. Lahan pertanian seluas 163 Ha tersebut jika dapat dimanfaatkan secara optimal dengan perencanaan dan penerapan yang baik, maka tentu saja akan memberikan dampak positif bagi perkembangan Desa Padaherang.
Karena mayoritas penduduknya adalah para petani, maka keberhasilan pembangunan di bidang pertanian tentu akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat tentu akan berpengaruh pada kepedulian mereka terhadap kondisi Desa, sehingga pada akhirnya masyarakatlah yang akan mendorong pembangunan Desa secara mandiri dan tidak lagi selalu mengharap bantuan dari Pemerintah.
Kemudian program-program peternakan yang berkembang di Desa Padaherang merupakan salah satu potensi yang menjanjikan di Desa Padaherang. Jika peternakan tersebut dikembangkan lebih baik lagi dan mempunyai visi yang bagus, tidak menutup kemungkinan jikalau Desa Padaherang bisa menjadi Desa pengekspor produk peternakan ayam, bebek dan domba.
Kemudian potensi yang yang sangat penting dimiliki Desa Padaherang adalah masyarakat yang cenderung agamis. Hal ini tentu saja mempengaruhi ketentraman dan keamanan di Desa Padaherang. Selain itu, masyarakat Desa Padaherang juga sudah terbiasa hidup berorganisasi melalui ormas-ormas Islam yang mereka ikuti.

No comments:

Post a Comment